Nama ; Akna Khairul Fadillah
Npm : 202246500631
Kelas : R3I
Mata kuliah : Filsafat seni
Mencari referensi yang relevan , 30 artikel
1 . KECERDASAN EMOSIONAL ANAK DALAM SEBUAH LUKISAN (SUATU KAJIAN MENURUT TEORI HERMENEUTIK HANS-GEORG GADAMER)
Objek : Emosional anak dalam sebuah lukisan
Pendekatan/Teori:
Verstehen
Analisis:
Interpretasi Bentuk, Warna, dan Spontanitas: Menggunakan bentuk garis, bidang, warna, serta spontanitas coretan sebagai indikator dalam memahami tangkapan logistik dan emosional anak terhadap dunia mereka.
Realisme Relatif: Lukisan anak tidak harus secara visual realistis, tetapi lebih tentang realisme subjektif yang sesuai dengan persepsi anak-anak terhadap dunia mereka.
Kesimpulan:
Lukisan sebagai Gambaran Emosional Anak: Lukisan anak cermin merupakan dari tingkat kecerdasan emosional mereka, yang menggambarkan apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan, sesuai dengan cara mereka memahami dunia.
Sedangkan perbandingan dengan artikel saya yang bertujuan untuk Kedalaman Emosional dan Sosial: Lukisan Rini 1958 karya Ir. Soekarno menggambarkan nilai-nilai emosional dan sosial, mungkin dalam konteks nilai-nilai yang diajarkan oleh pengasuhnya, Sarinah. Ini bisa menjadi representasi dari semangat, energi, dan perubahan sosial yang dialami masyarakat pada masa tersebut.
http://digilib.unimed.ac.id/30889/
2. Cerita Rakyat Lukisan Bunuh Diri Raden Saleh Sebagai Inspirasi Terciptanya Rundung Saleh
Objek:
Kisah Perundungan
Pendekatan/Teori :
Alma M Hawkins
Analisis:
Variasi Gerak: Proses pembuatan film tari melalui variasi gerak dari tari keurseus dan gerak sehari-hari, yang disajikan dalam format film dengan unsur alam atau manipulasi teknologi.
Penyajian Tari dan Desain Dramatik: Karya ini menggunakan jenis tari dramatik dengan desain dramatik kerucut ganda untuk menyajikan representasi simbolik dari pengalaman perundungan.
Kesimpulan:
Ekspresi Melalui Tari: Karya "Rundung Saleh" merupakan bentuk ekspresi yang menggambarkan pengalaman perundungan melalui gerakan tari, teknik sinematik, dan desain dramatik untuk menyampaikan pesan simbolik.
Sedangkan Dibandingkan Representasi Emosional: Sementara lukisan Rini 1958 mencerminkan perubahan sosial melalui ekspresi visual yang dinamis, "Rundung Saleh" menggunakan gerakan tari dan teknologi film untuk menggambarkan pengalaman pribadi dan sosial dari sudut pandang gerak dan simbolisme.
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpt/article/view/29256
3. SENI LUKIS SEBAGAI MEDIA SELF COUNSELING DENGAN TEKNIK KATARSIS UNTUK MENGATASI STRES PADA SENIMAN PERUPA PEKALONGAN
Objek:
Studi terhadap Stres Seniman Perupa Pekalongan
Pendekatan/Teori:
Musradinur
Analisis:
Faktor Penyebab Stres : Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan stres pada seniman Perupa Pekalongan, baik itu faktor internal maupun eksternal.
Penggunaan Seni Lukis sebagai Media Katarsis: Menelaah cara seniman menggunakan seni lukis sebagai cara untuk memperoleh manfaat psikologis, seperti sebagai media ekspresi diri, eksplorasi diri, penghargaan diri, dan pelepasan emosi negatif.
Kesimpulan:
Pentingnya Seni sebagai Sarana Pengurangan Stres: Menyimpulkan bahwa seniman Perupa Pekalongan menghadapi stres dengan berbagai cara, dan seni lukis digunakan sebagai sarana untuk mengatasi stres dengan manfaat yang beragam bagi mereka.
Sedangkan Perbandingan Media Ekspresi: Meskipun fokusnya berbeda, seperti lukisan Rini 1958 yang merefleksikan perubahan sosial melalui ekspresi visual, penelitian tentang seniman Perupa Pekalongan lebih fokus pada penggunaan seni sebagai cara untuk mengatasi stres dan memberikan manfaat psikologis bagi individu.
Sementara lukisan Rini 1958 menerjemahkan perubahan sosial melalui bentuk seni visual, penelitian tentang seniman Perupa Pekalongan lebih menyoroti penggunaan seni sebagai alat untuk mengurangi stres dan dampak psikologisnya. Namun keduanya menunjukkan pentingnya seni sebagai sarana ekspresi dan pengalaman manusia yang dapat membawa dampak sosial dan psikologis yang berbeda.
http://etheses.uingusdur.ac.id/2701/
4. ESTETIK LUKISAN BUATAN ARIANA
Objek:
Made Ariana sebagai Seniman Autodidak: Seniman lahir pada tanggal 21 Juli 1975 di Buleleng, dengan fokus utama pada seni lukis, khususnya lukisan abstrak. Awalnya bercita-cita menjadi seniman besar sejak masa SD dan memperoleh inspirasi dari Seniman Tino Sidin.
Pendekatan/Teori:
Tino Sidin
Analisis:
Elemen Estetik dalam Lukisan Abstrak
Teknik dan Efek yang Digunakan: Penggunaan teknik efek cahaya gelap untuk menciptakan percikan dan efek yang terlihat dalam lukisan, menghadirkan kesan yang dalam, penekanan, keseimbangan, dan proporsi kuantitas.
Kesimpulan:
Kekhasan dalam Lukisan Made Ariana: Karya-karya seni abstrak Made Ariana menunjukkan keindahan dan keutuhan dengan banyaknya motif yang teratur, fokus pada satu titik objek, dan penggunaan teknik efek cahaya gelap yang memberikan kesan mendalam dan keseimbangan dalam lukisannya.
Sedangkan perbandingan dengan analisis karya ,Perbedaan Fokus dan Teknik Ekspresi: Sementara lukisan Rini 1958 menampilkan perubahan sosial dengan dinamika visual yang kuat, lukisan-lukisan Made Ariana lebih fokus pada elemen estetik dari alam semesta, pengulangan gambar, dan efek cahaya gelap sebagai teknik ekspresi dalam lukisan abstraknya.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPSP/article/view/35791
5. EMOSI ESTETIS PADA LUKISAN “IBU DAN ANAK” KARYA BASOEKI ABDULLAH
Objek:
Lukisan “Ibu dan Anak” karya Basoeki Abdullah
Pendekatan/Teori:
Teori Kritik Clive Bell (Bentuk Signifikan):
Analisis:
Elemen Estetik pada Lukisan: Lukisan Basoeki Abdullah ini memanfaatkan elemen-elemen seperti garis, tekstur, dan warna untuk mengungkapkan makna yang mendalam terkait dengan perasaan kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya.
Emosi Estetika dalam Lukisan: Bentuk signifikan dari lukisan ini bertujuan untuk membangkitkan emosi estetika yang terkait dengan kekuatan rasa antara seorang ibu dan anaknya. Komposisi dan ekspresi dalam lukisan ini menunjukkan keseluruhan yang menggerakkan emosi penikmat seni.
Kesimpulan:
Ekspresi Emosi dalam Lukisan: Lukisan “Ibu dan Anak” karya Basoeki Abdullah mampu mengekspresikan emosi estetika yang kuat melalui penggunaan elemen-elemen visual dan bentuk signifikan yang menggambarkan hubungan kasih sayang antara seorang ibu dan anak.
Sedangkan Dibandingkan dalam Ekspresi Emosional: Sementara lukisan Rini 1958 mungkin mengekspresikan perubahan sosial atau dinamika melalui visual yang dinamis, lukisan “Ibu dan Anak” Basoeki Abdullah lebih fokus pada ekspresi hubungan emosional antara ibu dan anak. Meskipun memiliki fokus yang berbeda, keduanya mengandung kekuatan dalam menyampaikan pesan emosional dalam bentuk seni.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPSP/article/view/36724
6. Lukisan Pemandangan: Teknik Spon Dalam Karya Seni Lukis Jelekong
Objek:
Seni Lukis Jelekong.
Pendekatan/Teori:
Metode Deskriptif Kualitatif: Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis seni lukis Jelekong dengan fokus pada teknik visualisasi alam dan aspek-aspek seni yang digunakan dalam karya-karya seniman Jelekong.
Analisis:
Keunggulan Teknik Seni Lukis Jelekong: Teknik spons menjadi salah satu teknik unik dalam seni lukis Jelekong. Teknik ini mampu menciptakan dimensi bayangan, nada tengah, serta sorotan yang memberikan kedalaman pada lukisan.
Identitas Lokal dalam Lukisan Jelekong: Lukisan-lukisan dari Kampung Seni Jelekong dapat dianggap sebagai identitas masyarakat lokal dalam pengelolaan potensi seni rupa daerah.
Kesimpulan:
Karakteristik Khas Teknik Seni Lukis Jelekong: Teknik spons dalam seni lukis Jelekong memiliki peran penting dalam menciptakan dimensi visual yang mendalam, serta menonjolkan potensi alam secara unik. Lukisan-lukisan ini menjadi cermin dari identitas dan kekayaan seni rupa lokal.
Sedangkan dilukiskan dengan Lukisan Rini 1958Perbedaan Fokus dan Teknik Ekspresi: Sementara lukisan Rini 1958 mungkin mengekspresikan perubahan sosial atau dinamika melalui visual yang dinamis, seni lukis Jelekong, khususnya dengan teknik spons, lebih fokus pada representasi alam dengan teknik yang unik. Meski berbeda, keduanya menggambarkan kreativitas dan ekspresi dalam seni rupa dengan cara yang berbeda.
Objek:
Lukisan Pohon sebagai Metafora
Pendekatan/Teori:
Vladimir Kush
Analisis:
Pentingnya Pohon bagi Lingkungan: Dalam seni lukis, penggunaan pohon sebagai metafora visual menggambarkan nilai-nilai yang besar dari segi memberikan makanan, tempat tinggal, penghasil udara, serta sebagai rumah bagi keanekaragaman hayati.
Edukasi Melalui Lukisan Metaforis: Lukisan-lukisan pohon dengan metafora digunakan untuk mendidik penonton tentang kepentingan menjaga dan melindungi pohon dalam kehidupan manusia dan lingkungan.
Kesimpulan:
Pohon sebagai Simbol Kehidupan: Lukisan-lukisan dengan pohon sebagai metafora membawa pesan yang kuat tentang pentingnya pohon sebagai elemen utama bagi kelangsungan hidup manusia dan kelangsungan lingkungan.
Sedangkan Dibandingkan dengan Lukisan Rini 1958 , Fokus pada Ekspresi Emosional vs. Pesan Lingkungan: Sementara lukisan Rini 1958 mungkin lebih fokus pada ekspresi emosional atau representasi artistik, lukisan-lukisan pohon metaforis seperti yang digambarkan oleh seniman seperti Vladimir Kush menyoroti pesan penting tentang lingkungan dan keinginan yang ditampilkan melalui simbol pohon. Meskipun fokusnya berbeda, keduanya menggambarkan gagasan yang kuat dalam seni rupa.
http://digilib.isi.ac.id/14135/
8. SENI LUKIS VISUAL KORAN KARYA BUDI “UBRUX” HARYONO
Objek:
Seni Lukis Visual Koran Karya Budi "Ubrux" Haryono
Pendekatan/Teori:
Clive Bell
Analisis:
Teknis dan Bentuk Realis dalam Seni Lukis Koran: Budi "Ubrux" Haryono menggunakan teknik realis dalam menciptakan karya seni lukis visual koran. Penggunaan koran sebagai media menunjukkan inovasi dan kritik terhadap arus globalisasi informasi.
Struktur Abstraksi Material Koran: Analisis karya menyoroti bagaimana seniman mengaplikasikan prinsip desain dalam mentransformasikan koran menjadi struktur abstrak yang memvisualisasikan pesan sosial, politik, dan budaya.
Kesimpulan:
Perjalanan Eksplorasi Seniman: Karya seni lukis visual koran merupakan bagian dari perjalanan sejarah seniman dalam eksplorasi bentuk dan teknik. Penggunaan koran sebagai media menunjukkan adaptasi terhadap perubahan zaman serta partisipasi aktif terhadap perubahan sosial.
Sedangkan ditulis dengan Lukisan Rini 1958 ,Fokus Tematik dan Gaya Ekspresif yang Berbeda: Sementara lukisan Rini 1958 mungkin lebih fokus padaekspresi emosional, lukisan Budi "Ubrux" Haryono dalam bentuk seni lukis visual koran tekanan kritik sosial, politik, dan budaya melalui teknik realisme sosial dengan menggunakan media yang unik dan inovatif. Meskipun memiliki fokus yang berbeda, keduanya mencerminkan periode dan konteks seni yang beragam.
http://repositori.isi-ska.ac.id/98/
Objek :
Seni Rupa "Biasa-Biasa Saja" Karya Herman "Beng" Handoko
Pendekatan/Teori:
Teori Deteritorial Gilles Deleuze dan Estetika Clive Bell
Analisis:
Rutinitas dan Kebebasan dalam Kesenian Beng Herman: Seni Beng Herman berasal dari rutinitas yang melepaskan kreativitasnya dari batasan konvensional. Karyanya menggambarkan keinginan yang kuat untuk menciptakan karya estetika melalui pengalaman pribadi dan kejujuran tanpa menghakimi orang lain.
Estetika dalam Kesatuan Lini dan Bidang: Estetika karya Beng Herman menampilkan koordinasi bidang-bidang yang bebas, terkadang berulang, namun dinamis dalam ritme. Transformasi hal-hal biasa menjadi luar biasa terjadi saat pengalaman pribadi dalam seni mendalam dan memunculkan beragam makna bagi individu.
Kesimpulan:
Pengalaman Pribadi dalam Estetika: Kesenian Beng Herman menggambarkan bagaimana kustomisasi dan kebiasaan bisa menjadi sumber estetika yang mendalam. Transformasi dari "biasa-biasa saja" menjadi luar biasa terjadi saat pengalaman estetika pribadi diungkapkan dalam karya seni.
Sedangkan Perbandingan dengan Lukisan Rini 1958 , Ekspresi Emosional dan Kreativitas Rutin: Sementara lukisan Rini 1958 mungkin lebih menekankan ekspresi emosional, karya Beng Herman fokus pada eksplorasi kekreatifan dalam rutinitas sehari-hari, menunjukkan bagaimana hal-hal sederhana dan rutin bisa menjadi sumber estetika yang dalam . Meskipun demikian, mereka fokus pada aspek yang berbeda, mengeksplorasi kekayaan pengalaman dalam konteks seni rupa.
https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/brikolase/article/view/2165
10. Visualisasi Seni Keramik Karya F. Widayanto
Objek:
Visualisasi Seni Keramik Karya F. Widayanto
Pendekatan/Teori:
Clive Bell
Analisis:
Eksplorasi Visual pada Seni Keramik: Karya keramik F. Widayanto melampaui penggunaan keramik sebagai benda yang dapat dimanfaatkan. Melalui visualisasi yang mendalam, karya-karyanya mencerminkan tradisi dengan detail lekukan dan pewarnaan glasir yang memukau, menghadirkan estetika yang menggugah mata.
Keramik sebagai Media Seni Kontemporer: Meskipun dianggap sebagai seni tradisional, seni keramik F. Widayanto membuktikan eksistensinya dalam konteks seni kontemporer, menunjukkan bahwa keramik bisa melebihi kaidah fungsi yang terkait dengannya.
Kesimpulan:
Eksistensi Seni Keramik dalam Kontemporer: Karya seni keramik F. Widayanto mencerminkan bagaimana keramik tidak hanya dianggap sebagai seni terapan, melainkan juga sebagai medium ekspresi pribadi yang menggabungkan tradisi dengan inovasi kontemporer, melampaui batasan fungsi keramik.
Sedangkan sketsa dengan Lukisan Rini 1958: Ekspresi Media Seni yang Berbeda: Sementara karya keramik F. Widayanto fokus pada visualisasi dan penggunaan medium yang berbeda, lukisan Rini 1958 mungkin lebih menekankan ekspresi emosional dalam konteks lukisan kanvas. Keduanya menghadirkan nilai estetika masing-masing dalam media seni yang berbeda.
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/pantun/article/view/764
11. Studi tentang Seni Lukis Realis Karya Agus Wiryawan Periode 2001 – 2003
Objek:
Seni Lukis Realis Karya Agus Wiryawan (2001-2003)
Pendekatan/Teori:
Deskriptif Kualitatif : Agus Wiryawan
Analisis:
Pengaruh dalam Berkarya: Karya Agus Wiryawan dipengaruhi oleh kepuasan batin, serta faktor-faktor lingkungan seperti keluarga, latar belakang pendidikan, dan budaya masyarakat yang mempengaruhinya untuk melukis secara intensif.
Tema dan Fokus Karya: Seniman ini menekankan pada tema aktivitas kehidupan manusia, terutama aktivitas kaum perempuan, yang tercermin dalam lukisannya.
Alat, Bahan, dan Teknik: Agus Wiryawan menggunakan berbagai alat dan bahan seperti easel, kuas, cat minyak dari beberapa merk, serta media kanvas dan kertas. Teknik pembuatan lukisannya meliputi tiga tahapan: pencarian ide, pengembangan dan pemantapan, serta penyelesaian objek ke dalam media kanvas.
Kesimpulan:
Proses Kreatif dan Proses Pembuatan Karya: Agus Wiryawan melalui proses pencarian ide yang mendalam sebelum memulai proses pembuatan lukisan realisnya. Tahapan pengembangan ide dan penyelesaian objek melibatkan teknik dan bahan tertentu yang mempermudah penyaluran idenya ke dalam kanvas.
Sedangkan Bandingkan dengan Lukisan Rini 1958: Tema, Gaya, dan Pendekatan yang Berbeda: Sementara Agus Wiryawan fokus pada realisme dan kehidupan manusia dalam karyanya, lukisan Rini 1958 mungkin mengekspresikan konsep abstrak atau kekacauan yang mewakili perubahan sosial pada masa yang bersamaan. Keduanya mungkin berbeda dalam pendekatan artistik dan tema yang diangkat.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/6939
12. AYAH DALAM SENI LUKIS REALIS KONTEMPORER
Objek:
Kumpulan Lukisan Realis Kontemporer:
Sepuluh lukisan yang menggambarkan peran seorang ayah yang baik terhadap anak-anaknya
Pendekatan/Teori:
Realisme Kontemporer
Analisis:
Proses Penciptaan Karya:
Persiapan: Tahap awal dalam mengatur konsep dan elemen-elemen yang akan digunakan dalam lukisan.
Elaborasi dan Sintesis: Proses pengembangan konsep dan penggabungan elemen-elemen untuk merealisasikan ide.
Realisasi Konsep dan Penyelesaian: Implementasi konsep ke dalam sepuluh lukisan yang merepresentasikan peran ayah kepada anak-anaknya.
Penggambaran Peran Ayah:
Setiap lukisan mungkin menyoroti aspek spesifik dari peran seorang ayah seperti pembimbingan, motivasi, perlindungan, kasih sayang, dan lainnya.
Penggambaran ayah sebagai figur penting dalam perkembangan dan kehidupan anak-anaknya.
Kesimpulan:
Visualisasi Peran Ayah: Kumpulan lukisan ini berhasil memvisualisasikan peran seorang ayah yang baik melalui berbagai adegan dan situasi yang menggambarkan hubungan antara ayah dan anak-anaknya.
Sedangkan Tulisan dengan Lukisan Rini 1958,Konteks dan Tema yang Berbeda: kumpulan Sementara lukisan ini mengeksplorasi peran seorang ayah dalam konteks keluarga, lukisan Rini 1958 mungkin fokus pada tema atau gaya seni yang berbeda, seperti abstrak atau perubahan sosial, dan mungkin tidak terfokus pada representasi figur individu atau peran dalam keluarga.
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/112262
13. KESENIAN RONGGIANG DALAM KARYA SENI LUKIS REALIS
Objek:
Sepuluh Lukisan Realis Seni Ronggiang
Pendekatan/Teori:
Realisme dalam Seni Lukis
Analisis:
Visualisasi Elemen-Elemen Ronggiang :
Lukisan-lukisan ini menggambarkan alat musik tradisional, penari, dan pemain musik yang terlibat dalam pertunjukan ronggiang.
Detail realistis tentang kostum, gerakan tari, dan instrumen musik dapat menjadi elemen penting dalam setiap lukisan.
Fungsi Sosialisasi dalam Seni Lukis:
Karya ini berfungsi sebagai sarana sosialisasi untuk memberitahu masyarakat tentang keberadaan kesenian ronggiang tradisional yang patut dilestarikan.
Kesimpulan:
Pentingnya Pelestarian Kesenian Tradisional: Kumpulan lukisan ini berhasil memvisualisasikan dan menyebarkan pesan tentang kesenian tradisional ronggiang kepada masyarakat, menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya tersebut.
Sedangkan ditulis dengan Lukisan Rini 1958,Konteks dan Tema yang Berbeda: kumpulan Sementara lukisan ini fokus pada kesenian ronggiang tradisional, lukisan Rini 1958 mungkin memiliki tema atau gaya seni yang berbeda, seperti abstrak atau mungkin fokus pada isu sosial atau emosi individu.
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/106693
14. FENOMENA AKU SETELAH PANDEMI COVID-19 SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS
Objek:
Lukisan "Tubuhku, Rumahku, dan Pemikiranku":
Pendekatan/Teori:
Aristoteles
Analisis:
Interpretasi Visual Pasca-Pandemi: Lukisan ini mencoba menggambarkan perubahan dalam pikiran, perilaku, dan pandangan hidup seseorang setelah pandemi, mungkin melalui simbolisme visual atau representasi figuratif.
Pemanfaatan Waktu Sulit untuk Produktivitas: Menggambarkan bagaimana situasi yang sulit dapat menginspirasi seseorang untuk menjadi lebih aktif dan kreatif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan:
Kreativitas dalam konseling: Lukisan ini menunjukkan bahwa situasi sulit tidak selalu menghalangi kreativitas; sebaliknya, hal itu bisa menjadi pendorong untuk mengeksplorasi diri dan berinovasi.
Sedangkan dibandingkan dengan Lukisan Rini 1958. Konteks dan Tema yang Berbeda: Sementara lukisan ini fokus pada pengalaman pribadi setelah pandemi COVID-19, lukisan Rini 1958 mungkin memiliki tema atau pesan yang berbeda, seperti tentang keabstrakan, aliran seni, atau isu sosial..
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/33867
15. Imajinasi Masa Kecil di Desa sebagai Sumber Ide dalam Penciptaan Karya Seni Lukis
Objek:
Lukisan "Imajinasi Masa Kecil di Desa":.
Pendekatan/Teori:
Teori LH Chapman
Analisis:
Imajinasi dan Nostalgia Masa Kecil: Lukisan ini menjadi ekspresi kerinduan penulis terhadap kenangan masa kecilnya di desa, mencoba memvisualisasikan imajinasi dan kejadian serupa yang dia saksikan pada anak-anak masa kini.
Teknik dan Media Lukisan: Penggunaan teknik plakat dengan cat akrilik di atas kanvas memberikan gambaran visual yang sesuai dengan konsep karya.
Kesimpulan:
Nilai Positif dalam Proses Kreasi: Penciptaan lukisan ini tidak hanya menyajikan visualisasi penulis masa kecil, tetapi juga diharapkan memberikan nilai positif baik bagi penulis maupun penonton, mungkin dalam hal nostalgia, penghargaan terhadap masa lalu, atau inspirasi dari imajinasi kreatif.
Sedangkan Tulisan dengan Lukisan Rini 1958:Perbedaan Tema dan Konteks: Lukisan ini fokus pada pengalaman pribadi dan imajinasi masa kecil di desa, sementara lukisan Rini 1958 mungkin memiliki fokus dan tema yang berbeda, seperti ekspresi abstrak atau representasi visual yang berbeda secara
http://103.104.177.181/index.php/brikolase/article/view/5398
16. LUKISAN PRASEJARAH GUA LEANG-LEANG KABUPATEN MAROS,
SULAWESI SELATAN: KAJIAN SIMBOL SK LANGER
Objek:
Lukisan Prasejarah di Gua Leang-Leang
Pendekatan/Teori:
teori plato
Analisis:
Makna Simbol dan Representasi: Lukisan prasejarah ini diinterpretasikan sebagai simbol seni yang menggambarkan keyakinan keagamaan, interaksi sosial, dan pandangan hidup masyarakat pada masa prasejarah.
Ekspresi melalui Lukisan: Lukisan tersebut dianggap sebagai proyeksi dari gejolak perasaan dan pikiran, menjadi simbolisasi dari pandangan dunia dan nilai-nilai masyarakat pada masa itu.
Virtual Space dan Mitos: Lukisan prasejarah di gua Leang-Leang dianggap sebagai gambaran dari mitos yang diyakini dan diwariskan dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat prasejarah.
Kesimpulan:
Representasi Makna dan Simbol Kehidupan Prasejarah: Lukisan ini merupakan bentuk visual yang mewakili keyakinan, nilai, dan pandangan hidup masyarakat prasejarah, menjadi jendela bagi kita untuk memahami aspek-aspek kehidupan mereka.
Pentingnya Pemahaman Keseluruhan: Makna simbol dalam lukisan ini perlu dipahami secara holistik, bukan hanya secara sepotong-sepotong, untuk melihat konteks dan pandangan kehidupan masyarakat prasejarah.
Sedangkan Tulisan dengan Lukisan Rini 1958. Konteks dan Konten Berbeda: Lukisan prasejarah di gua Leang-Leang fokus pada representasi kehidupan prasejarah dan simbol-simbol kepercayaan, sedangkan lukisan Rini 1958 mungkin memiliki fokus dan konteks yang berbeda, seperti aspek ekspresi abstrak atau perwakilan visual yang berbeda secara keseluruhan.
https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1510803&val=488&title=LUKISAN%20PRASEJARAH%20GUA%20LEANG-LEANG%20KABUPATEN%20MAROS%20SULAWESI%20SELATAN%20KAJIAN%20SIMBOL%20S%20K% 20LANGER
17. Memori Masa Kecil sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis
Objek:
Memori Masa Kecil Karya Seni Lukis
Pendekatan/Teori:
Estetika Dekoratif
Analisis:
Transformasi Memori: Proses visualisasi lukisan menggunakan teknik dekoratif untuk merepresentasikan transformasi memori masa kecil ke dalam bentuk figuratif yang berhubungan dengan fantasi, imajinasi, dan pengalaman pribadi.
Penggunaan Media dan Teknik: Penggunaan cat akrilik, kuas sapuan, dan penambahan detail untuk menciptakan lukisan yang menggambarkan detail-detail dan aspek emosional dari kenangan masa kecil.
Kesimpulan:
Ekspresi Memori Masa Kecil: Lukisan-lukisan ini menjadi bentuk ekspresi dari memori masa kecil individu yang memuat momen, perasaan, dan pengalaman yang unik.
Pentingnya Transformasi Visual: Proses transformasi memori menjadi karya seni visual, menggambarkan kemampuan untuk mengubah pengalaman pribadi menjadi sesuatu yang estetis dan bermakna secara visual.
Sedangkan Tulisan dengan Lukisan Rini 1958.Konteks dan Gaya Berbeda: Sementara lukisan Rini 1958 mungkin memiliki fokus dan konteks yang berbeda, misalnya dalam hal gaya, ekspresi artistik, atau konsep visual yang digunakan dalam karyanya, memori masa kecil sebagai subjek juga bisa menjadi inspirasi dalam berbagai gaya dan konteks lukisan yang berbeda.
http://digilib.isi.ac.id/12073/
18. ILUSTRASI CERITA RAKYAT ANDE-ANDE LUMUT DALAM KARYA LUKIS DEKORATIF PADA MEDIA KULIT KAYU
Objek:
Lukisan Motif Wayang
Pendekatan/Teori:
Aliran Dekoratif dan Motif Wayang
Analisis:
Tahap Penciptaan Karya Lukis: Tahap-tahap dari konsep hingga visualisasi dilakukan dengan penekanan pada penggunaan media kulit kayu dan teknik plakat (sungging dangradasi). Proses ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi.
Unik dan Berbeda: Karya-karya ini memberikan visual yang unik dan berbeda karena menggunakan media dan teknik yang tidak umum, yang mampu menjadikan lukisan sebagai media yang mengajak orang untuk memahami dan mengenal cerita rakyat dengan cara yang baru.
Kesimpulan:
Keterampilan Konsistensi dan Inovasi: Proyek ini menunjukkan konsistensi dalam menggunakan media kulit kayu dan teknik sungging dangradasi. Hal ini memberikan nilai estetika yang unik dan berbeda dari sudut pandang visual maupun cara menyampaikan cerita rakyat.
Sedangkan Tulisan dengan Lukisan Rini 1958.Konteks dan Gaya yang Berbeda: Sementara lukisan Rini 1958 mungkin memiliki fokus dan gaya yang berbeda, khususnya dalam hal teknik, konteks, dan tema lukisannya, karya yang mengangkat cerita rakyat pada media yang berbeda bisa memberikan nilai estetika yang berbeda dan unik pula.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/arty/article/view/35106
19. MOTIVASI DAN KARAKTERISTIK KARYA SENI LUKIS ANAK PADA SANGGAR PAMONGAN DI TASIKMADU KARANGANYAR
Objek:
Seni Lukis Anak di Sanggar Pamonganr.
Pendekatan/Teori:
Motivasi dan Karakteristik Karya Seni Lukis Anak; plato
Motivasi Anak dan Karakteristik Karya:
Penelitian menampilkan bahwa motivasi anak terutama berasal dari keinginan belajar dan rasa senang dalam berkarya seni, juga mendapat dorongan dari orang tua. Karya seni lukis anak di sanggar Pamongan mengikuti teori perkembangan seni rupa anak oleh Lowenfeld, menunjukkan beberapa tipe seperti tipe visual, haptik, dan campuran. Karakteristik karya ini masih sederhana dalam hal bentuk objek, warna, dan tema karena pembelajaran yang tidak mengarah pada peniruan.
Kesimpulan:
Pengaruh Pembelajaran dan Lingkungan: Perbedaan karya seni lukis anak di sanggar Pamongan dipengaruhi oleh perasaan, usia, pengetahuan, dan lingkungan mereka. Pembelajaran yang tidak mendorong peniruan dari pembimbing menyebabkan karya seni yang memiliki ciri khas dan karakteristik individu yang kuat.
Sedangkan ditulis dengan Lukisan Rini 1958.Konteks dan Pendekatan Berbeda: Lukisan Rini 1958 mungkin memiliki konteks, gaya, dan pendekatan yang berbeda secara substansial. Sementara seni lukis anak di sanggar Pamongan mengeksplorasi motivasi, karakteristik, dan tipologi seni lukis anak, lukisan Rini 1958 mungkin memiliki fokus yang berbeda dalam hal tema, teknik, atau konteks ekspresi artistiknya.
http://repository.isi-ska.ac.id/1783/
20. KEUNIKAN DAN KEINDAHAN HUBUNGAN MANUSIA DENGAN BINATANG PELIHARAAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS
Objek:
Hubungan Manusia dengan Beastmaster
Pendekatan/Teor i:
Clive Bel.
Analisis:
Penggarapan dengan Metode LH Chapman: Melalui tiga tahap - menemukan ide, mengembangkan ide, dan visualisasi - dalam proses penciptaan karya seni lukis. Menerapkan teknik plakat dengan media kanvas dan cat akrilik untuk visualisasi.
Kesimpulan:
Pentingnya Hubungan dengan Binatang Peliharaan: Menyoroti keunikan dalam hubungan emosional manusia dengan binatang peliharaan, serta bagaimana keindahan dan kebanggaan dari ikatan tersebut diungkapkan melalui seni lukis.
Sedangkan dibandingkan dengan Lukisan Rini 1958:
Konteks dan Pendekatan Berbeda: Meskipun memiliki fokus yang serupa pada keunikan dan keindahan, karya ini menggunakan gaya dekoratif dan teknik khusus dalam menggambarkan hubungan manusia dengan binatang peliharaan. Berbeda dengan lukisan Rini tahun 1958, yang mungkin memiliki pendekatan, gaya, dan konteks yang sangat berbeda dalam ekspresi artistiknya.
http://repositori.isi-ska.ac.id/2728/
21. DIMENSI SPIRITUAL DALAM SENI LUKIS ABSTRAK KONTEMPORER INDONESIA: SEJARAH DAN WACANA
Objek:
Seni Lukis Abstrak Kontemporer Indonesia
Pendekatan/Teori:
Clive Bel
Analisis:
Metode Kualitatif dan Analisis Isi: Menggunakan metode kualitatif dengan fokus pada sumber tertulis dan sastra terkait seni lukis abstrak kontemporer Indonesia. Analisis meliputi aspek sejarah dan dinamika wacana dengan metode analisis isi.
Kesimpulan:
Rujukan untuk Seniman dan Pembelajaran: Diinginkan menjadi bahan referensi penting untuk pembelajaran seni abstrak, membantu seniman dalam pencarian esensi dalam karya, dan memberikan wawasan bagi penikmat seni.
Sedangkan Tulisan dengan Lukisan Rini 1958:Konteks dan Fokus yang Berbeda: Meskipun mungkin terdapat beberapa aspek yang serupa dalam eksplorasi spiritualitas, pendekatan, dan konteks karya seni abstrak kontemporer Indonesia jelas berbeda dengan karya lukisan Rini 1958 yang mungkin memiliki konteks dan pendekatan yang berbeda dalam ekspresi seni.
http://repository.isi-ska.ac.id/3344/
22. Pohon Sebagai Tema dalam Penciptaan Karya Seni Lukis
Objek:
Pohon sebagai Bahan Pokok
Pendekatan/Teori:
Kajian Pohon dalam Seni Lukis
Analisis:
Representasi Pohon dalam Karya Seni: Penggunaan garis dekoratif dan elemen-elemen visual untuk menggambarkan pohon. Penekanan pada potongan-potongan pohon dan pengolahan nilai-nilai warna sebagai latar belakang.
Kesimpulan:
Deskripsi Peran Pohon dalam Alam dan Seni: Memberikan deskripsi mengenai peran penting pohon dalam ekosistem alam dan bagaimana hal ini tercermin dalam karya seni lukis.
Sedangkan dibandingkan dengan Lukisan Rini 1958: Konteks dan Tema yang Berbeda: Membandingkan pendekatan dan tema dalam karya seni lukis pohon dengan lukisan Rini 1958, menonjolkan perbedaan dalam eksplorasi, representasi, atau nilai-nilai yang diungkapkan melalui subjek yang sama, yaitu pohon.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/44454
23. Analisis Nilai Estetika Pada Karya Seni Lukis Arya Sudrajat Dalam Pameran "ngindeuw"
Objek:
Karya Seni Lukis Arya Sudrajat:
Pendekatan/Teori:
Arya Sudrajat
Analisis:
Elemen dan Prinsip Seni Rupa: Menganalisis elemen-elemen estetika yang terdapat dalam karya Timbris#1, seperti komposisi, warna, tekstur, kontras, dll.
Proses Pembuatan Karya: Mendeskripsikan langkah-langkah atau teknik yang digunakan oleh Arya Sudrajat dalam mengubah barang bekas menjadi karya seni rupa.
Kesimpulan:
Pentingnya Nilai Estetika dalam Karya Seni Bekas: Menyoroti pentingnya nilai estetika dalam mengubah barang bekas menjadi karya seni rupa yang memiliki nilai artistik.
Sedangkan Dibandingkan dengan Lukisan Rini 1958. Konteks dan Pendekatan yang Berbeda: Membandingkan pendekatan Arya Sudrajat dalam menciptakan karya seni dengan pendekatan yang digunakan dalam lukisan Rini tahun 1958. Menyoroti perbedaan dalam konsep, teknik, atau pesan yang disampaikan melalui karya seni.
https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/16351
24. KECERIAAN ANAK-ANAK DALAM BERMAINSEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS
Objek:
Kehidupan Anak-Anak saat Bermain
Pendekatan/Teori:
Psikologi Perkembangan Anak
Seni Lukis Ekspresionis: Menggambarkan keceriaan dan ekspresi anak-anak dengan gaya yang mengutamakan emosi dan ekspresi pribadi.
Analisis:
Ekspresi dan Interaksi Anak-anak: Menganalisis ekspresi keceriaan, gerakan, interaksi sosial, dan dinamika permainan anak-anak yang terdapat dalam karya seni.
Teknik Lukisan dan Proses Kreatif: Mendeskripsikan teknik lukisan yang digunakan dan langkah-langkah kreatif dalam merealisasikan konsep ke dalam karya seni.
Kesimpulan:
Pentingnya Kegembiraan Anak dalam Pengembangan Mereka: Menyoroti pentingnya keceriaan dan kebahagiaan dalam kehidupan anak-anak serta bagaimana hal ini dapat mempengaruhi perkembangan mereka secara positif.
Sedangkan dibandingkan dengan Lukisan Rini 1958: Konsep dan Pesan yang Berbeda: Membandingkan konsep dan pesan yang disampaikan melalui lukisan yang menggambarkan keceriaan anak-anak dalam bermain dengan karya seni Rini tahun 1958. Menyoroti perbedaan dalam pendekatan, tema, atau pesan yang ingin disampaikan melalui lukisan tersebut.
http://repositori.isi-ska.ac.id/2744/
25 . EKSPRESI DALAM SENI PATUNG KARYA GIUSEPPE PONGOLINI
Objek:
Karya Seni Patung Giuseppe Pongolini
Pendekatan/Teori:
Plato
Analisis:
Ekspresi dan Simbolisme dalam Karya Pongolini: Menganalisis cara Giuseppe Pongolini menggambarkan kenyataan dan menyampaikan pesan simbolik melalui patung-patungnya yang menggunakan media besi.
Estetika dan Makna dalam Karya Seni Patung: Membahas keindahan estetika dan makna dari karya seni patung yang dihasilkan oleh Pongolini melalui media besi.
Kesimpulan:
Makna dalam Ekspresi Seni Patung: Menyoroti pentingnya makna yang terkandung dalam ekspresi seni patung Giuseppe Pongolini serta bagaimana hal ini bisa memberikan wawasan tentang realitas lingkungan sosialnya.
SedangkanvDibandingkan dengan Lukisan Rini 1958. Perbedaan Pendekatan Seni dan Isi Pesan: Membandingkan caraekspresi, simbolisme, dan pesan yang terkandung dalam karya seni patung Giuseppe Pongolini dengan lukisan Rini tahun 1958. Menyoroti perbedaan dalam pendekatan artistik, tema, atau pesan yang ingin disampaikan melalui karya seni
https://ejournal.uigm.ac.id/index.php/Besaung/article/view/2586 .
26. Simbol dan Ikon Kebudayaan Baru Masyarakat Konsumerisme sebagai Metafor dalam Karya Seni Lukis
Objek :
Karya Seni Lukis Andi Ryan K
Pendekatan/Teori:
Penelitian Artistik
Analisis:
Simbolisme dalam Karya Seni Andi Ryan K.: Menganalisis penggunaan simbol dan tanda-tanda kebudayaan masyarakat konsumerisme dalam karya seni lukis Andi Ryan K.
Relevansi dan Respon Seni terhadap Kebudayaan Kontemporer: Menyoroti bagaimana seni mampu merespons dan merefleksikan kehidupan dan kebiasaan masyarakat modern.
Kesimpulan:
Kontribusi Seni terhadap Pemahaman Kebudayaan Kontemporer: Menekankan kontribusi seni dalam memberikan pemahaman yang lebih dalam terkait simbol-simbol dan perubahan budaya dalam masyarakat konsumerisme.
Pentingnya Penelitian Seni dalam Memahami Perubahan Budaya: Menyoroti peran seni sebagai sarana untuk memahami, merespons, dan merefleksikan perubahan budaya dalam masyarakat kontemporer.
Sedangkan Tulisan dengan Lukisan Rini 1958:Perbedaan dalam Simbolisme dan Konteks Budaya: Membandingkan pendekatan simbolisme dan representasi kebudayaan dalam karya seni Andi Ryan K. dengan lukisan yang dihasilkan pada tahun 1958 oleh Rini. Menyoroti perbedaan dalam simbolisme, konteks budaya, dan pesan yang ingin disampaikan melalui karya seni dari dua periode yang berbeda.
https://e-journal.umaha.ac.id/index.php/ikonik/article/view/2076
27.PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN TEORI SENI LUKIS TERHADAP
PRESTASI BELAJAR BATIK LUKIS SISWA KELAS VIII SMPN 5 SLEMAN
Objek:
Prestasi Belajar Batik Lukis
Pendekatan/Teori:
Quasi Eksperimen dengan Desain Intact-Group Comparison: Menggunakan desain penelitian eksperimen untuk membandingkan hasil prestasi belajar antara kelompok eksperimen (yang diberi suplemen teori seni lukis) dan kelompok kontrol (tanpa suplemen teori).
Analisis:
Pengukuran Peningkatan Prestasi Belajar: Menganalisis perbedaan hasil tes pilihan ganda dan penilaian unjuk kerja siswa sebelum dan setelah pemberian suplemen teori seni lukis.
Pengaruh Suplemen Teori Seni Lukis terhadap Prestasi Belajar: Menyoroti peningkatan prestasi belajar setelah memberikan suplemen teori seni lukis terhadap siswa kelas VIII SMPN 5 Sleman.
Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa: Menilai apakah pencapaian prestasi belajar sudah memenuhi nilai ketuntasan yang ditetapkan sebelumnya.
Kesimpulan:
Pengaruh dan Manfaat Suplemen Teori Seni Lukis: Menyimpulkan bahwa pemberian suplemen teori seni lukis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam pelajaran membatik lukis.
Relevansi Hasil dengan Standar Pembelajaran: Menyoroti keberhasilan siswa dalam mencapai atau melampaui standar prestasi belajar yang ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan Dibandingkan dengan Lukisan Rini 1958: Pengaplikasian Metode Pembelajaran dalam Seni: Membandingkan pendekatan pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar yang digunakan pada penelitian dengan metode pembelajaran pada seni lukis pada tahun 1958 yang mungkin berbeda dalam pendekatan dan efektivitasnya.
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/serupa/article/viewFile/7339/6998
28. Perayaan Tradisional Tabot Bengkulu Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Penciptaan Batik Lukis
Objek:
Karya Seni Batik Lukis
Pendekatan/Teori:
Estetika, Semiotika, dan Pendekatan Empiris
Analisis:
Pengembangan Motif Batik dan Eksplorasi Visual Upacara Tabot: Menganalisis proses kreatif dalam menciptakan motif batik yang mewakili unsur-unsur dari upacara Tabot Bengkulu.
Teknik Pembuatan Karya Seni: Menjelaskan teknik batik lukis yang digunakan, seperti batik lorodan dan teknik coletan warna, serta tantangan yang dihadapi dalam proses pembuatan.
Kesimpulan:
Pengenalan dan Pengembangan Budaya Melalui Seni: Menyoroti peran karya seni dalam memperkenalkan dan mengembangkan pemahaman tentang upacara Tabot dan warisan budaya Bengkulu.
Pentingnya Variasi Warna dan Desain: Menekankan keberagaman warna dan desain untuk menciptakan karya seni yang menarik dan menghindari kesan monoton.
Sedangkan Perbandingan dengan Lukisan Rini 1958:Perkembangan Teknik dan Motif dalam Seni Tradisional: Membandingkan teknik, motif, dan pendekatan dalam menciptakan seni tradisional saat ini dengan karya seni tradisional pada era 1958, menunjukkan kemungkinan evolusi atau perubahan dalam teknik dan estetika.
http://digilib.isi.ac.id/2089/
29. FILSAFAT SENI RUPA TIMUR CINA
Objek:
Seni Rupa Cina
Pendekatan/Teori:
Aristoteles
Analisis:
Perkembangan Sejarah Seni Rupa Cina: Menganalisis evolusi seni rupa Cina dari masa ke masa, mungkin meliputi periode Dinasti-dinasti, peran penting, perubahan gaya, dan pengaruhnya terhadap seni rupa global.
Teknik dan Gaya Seni Rupa Cina: Mendalami teknik, pola, dan gaya yang menjadi ciri khas dalam seni rupa Cina, seperti lukisan tradisional, ukiran, keramik, dan kaligrafi.
Kesimpulan:
Signifikansi Seni Rupa Cina: Menyoroti pentingnya seni rupa Cina dalam konteks sejarah seni dunia dan dampaknya terhadap perkembangan seni global.
Keunikan dan Nilai Seni Rupa Cina: Merangkum karakteristik yang membuat seni rupa Cina begitu istimewa dan bagaimana nilai-nilai budaya tercermin di dalamnya.
Sedangkan Dibandingkan dengan Lukisan Rini 1958: Perkembangan Estetika dan Teknik: Membandingkan kemajuan dalam teknik, tema, atau estetika dalam seni rupa Cina saat ini dengan seni rupa Cina pada masa sebelumnya, seperti lukisan-lukisan dari era 1958.
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/61569981/FERNANDO_MICHAEL_MOA_1886141013_DKV18_B_FILSAFAT_SENI_RUPA_TIMUR_CINA20191220-68673-kb4ukw-libre.pdf?1576867611=&response-content-disposition= inline%3B+nama file%3DFILSAFAT_SENI_RUPA_TIMUR_CINA.pdf&Expires=1701190166&Signature=ICdkrCd-lj3oBLig69cXROqXSwybLCQoPNBzbU-SpMRYWf9ezWgIv-4EOrqh ~ ccur0EAMwGxb4PXl0yOUjh70Mf2yFRNEvAOplBrtufmwFcCOwjSH~EX9FDNyG7ahmSDPA5CH98LpvFov~Idjacl0d4sMRA~gheQdkOJLlSlLk-vPHoNIVymV2YN4XL-s1J-OjF6JwR4jOtblyy1cV 5 oc5wkqprBbLbcdGqVLG-iwP-y3em2AJWKCGnKh9Tk7sK9~pHNUngmvWCDtFXsRqjdF8nCojAHfH7T6y2Il9WBualmvTgHsSWV~TCfdwMVJP~fme8pigtGdmEdX4CRCVzXAg__&Id-Pasangan Kunci= APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
30. GALERI SENI MUSIK DAN TARI DI PATI
Objek:
Galeri Seni di Kota Pati
Pendekatan/Teori:
Definisi Seni dan Galeri Seni
Arsitektur Nusantara: Penerapan arsitektur yang mengakomodasi iklim, budaya, dan kebutuhan lokal, dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan sekitar.
Analisis:
Studi Preceden: Menganalisis galeri seni dari studi kasus sebelumnya atau bangunan sejenis yang ada, menyoroti elemen ruang, bentuk, fungsi, dan kegunaan galeri seni.
Sistem Ruang dan Kebutuhan Fungsional: Menjelaskan jenis ruang yang dibutuhkan, karakteristiknya, dan bagaimana ruang tersebut dapat diatur untuk menampilkan dan melindungi karya seni dengan efektif.
Kesimpulan:
Pentingnya Pelestarian Seni dan Budaya: Merangkum urgensi pelestarian seni dan budaya Kota Pati, serta peran galeri seni dalam mendukung pendidikan dan peningkatan apresiasi masyarakat terhadap seni.
Implementasi Arsitektur Nusantara: Menyoroti penerapan prinsip-prinsip arsitektur nusantara dalam desain galeri seni, yang menggabungkan kebutuhan fungsional dan aspek budaya lokal.
Sedangkan Perbandingan dengan Lukisan Rini 1958:Perbandingan Estetika dan Fungsi: Membandingkan perbedaan dalam pendekatan estetika dan fungsi bangunan galeri seni saat ini dengan bangunan seni pada era 1958, misalnya dalam penggunaan ruang, desain, dan fungsi galeri seni.
http://repositori.unika.ac.id/31116/
Komentar
Posting Komentar